Jumat, 29 Maret 2013

REGIONAL ANESTHESIA


REGIONAL ANESTHESIA (SPINAL, EPIDURAL and CAUDAL BLOCK)
MORGAN



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLYH6LykgfLU-oyt9o1v1MW6T5IQsEdBvCGd-FbZCKdOYaPlVTzujNvmeh9oa2A7BQYssqmfw901ToBTEpuVowvoJ1OVb6Xtuchh99jbPgWfYJrQQFokF4yKjwlySdNCed8z5TPL5z29E/s320/Picture1.jpg

PENDAHULUAN
  • Spinal, kaudal dan epidural pertama kali digunakan sebagai prosedur operasi sekitar abad 20.
  • Blok sentral ini diperkenalkan secara luas pada tahun 1940.
  • Spinal, epidural, dan kaudal blok dikenal juga sebagai neuroaxial blok.

ANATOMI VERTEBRA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipZWOJZOjP7YtWqi7EdeOGe351I-dzZQ5mcb3v7h91zl-MSxuLNu57hdNPEEd-tAHaK3bTtA7EOaaPhFVonp0aU-i7yqCeL6nM-HMqFGRApZA_cblj1rjZ0Py2PGIjhoc733UqvyDzhEc/s200/Picture2.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji8CDGP630l7mnGkUVqDlwjnHQK9-YyDrqOH2UFgmAMI3bITHlhZ-FLYJpU4DuxYNArIGCvPO92MqIj5ES6zg03O6-Uu7Z6sIQN0LKMssnP-Dq49VW2rPn70ETgCus6yEIH6dFZLMOdt0/s200/Picture3.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIntkgRCud80z4CQHskQ6FeSOHcnFhymsfZSaT32ErMRowBFJ2Kzd5S3WFNkM_Ky8pMcfoip3KI_j39QCgySyXDvbe6ROlBnPwfRyhG5npQKMToqcKICdgFLNQwZNXY5f26MTY7uxVguY/s200/Picture4.png

Mekanisme kerja
  • Blok Somatik
  • Blok Otonom
  • Manifestasi Kardiovaskuler
  • Manifestasi Pulmonal
  • Manifestasi Gastrointestinal
  • Manifestasi Tractus Urinarius
  • Manifestasi Metabolik dan Endokrin
Blok somatic
  • Blokade sensoris menghambat nyeri somatik dan visceral, sedangkan blokade motoris menyebabkan relaksasi otot skelet.
  • Perbedaan blokade berakibat blok simpatis (yang ditentukan oleh sensitivitas temperatur) 2 segmen lebih tinggi daripada blok sensoris (nyeri, raba halus) yang 2 segmen lebih tinggi daripada blokade motoris.
Blok otonom
  • Penghentian transmisi otonom pada radiks saraf spinal dapat menimbulkan blokade saraf simpatis dan parasimpatis.
  • Simpatis keluar dari torakolumbal, sedangkan parasimpatis keluar dari craniosacral.
Manifestasi kardiovaskuler
  • Terjadi penurunan tekanan darah → penurunan kontraktilitas myokardium dan penurunan nadi.
  • Blok saraf menimbulkan vasodilatasi dari kapasitas pembuluh vena, pengisian darah dan penurunan venous return ke jantung.
  • Vasodilatasi arteri juga menurunkan sistemik vasculer resisten.
  • Efek cardiovaskuler harus diantisipasi dengan meminimalis derajat hipotensi.
  • Sebelumnya dapat dilakukan loading cairan intravena 10-20 ml/kg pada pasien yang sehat dapat digunakan sebagai kompensasi dari pooling venous return.
  • Pemberian α adrenerik agonis dapat meningkatkan tekanan vena dan kontriksi arteriola atau keduanya.
  • Ephedrine efek langsung β adrenergik untuk meningkatkan nadi dan kontraksi dan juga vasokontriksi.

Manifestasi pulmonal
  • Perubahan klinis yang jelas dari fisiologi pulmomal umumnya minimal dengan blokade neuroaxial karena diapragma dipersarafi oleh saraf frenikus dengan serabut yang berasal dari C3-C5.
  • Pasien dengan penyakit paru kronis yang berat menggunakan otot pernafasan tambahan (otot interkostal atau abdominal) untuk inspirasi dan ekspirasi.
  • Blokade saraf yang tinggi dapat mengganggu otot-otot tersebut. Hal yang sama, batuk dan kemampuan untuk mengeluarkan sekret memerlukan otot-otot yang diperlukan untuk ekspirasi.à hati-hati penggunaan blokade tinggi.

Manifestasi gastrointestinal
  • Blokade neuroaxial, yang menimbulkan blokade simpatis menyebabkan tonus vagal lebih dominan dan menyebabkan usus contracted dengan aktif peristaltik.
  • Hepatic blood flow akan menurun dengan menurunnya MAP dari setiap teknik anestesi. Untuk operasi intraabdominal, penurunan perfusi hepatik lebih diakibatkan karena manipulasi bedah daripada akibat teknik anestesi.

Manifestasi saluran kemih
  • Renal Blood Flow diatur melalui mekanisme autoregulasi, dan hanya ada efek kecil dari blokade neuroaksial pada fungsi ginjal.
  • Anestesi neuroaksial pada level lumbal dan sakral memblokade kontrol saraf simpatis dan parasimpatis untuk fungsi vesica urnaria.
  • Hilangnya kontrol vessica urinaria otonom menyebabkan retensi urine sampai efek blokade hilang .

Manifestasi metabolik dan endocrine
  • Trauma bedah menimbulkan respon neuroendokrin Manifestasi kliniknya antara lain terjadi hipertensi intraoperatif dan postoperatif, takikardi, hiperglikemia, Katabolisme protein, penekanan respon imun, dan perubahan fungsi ginjal.
  • Blokade neuroaksial dapat sebagian menekan (pada operasi besar) atau memblok secara total (pada operasi ekstrimitas bawah) respons stres ini.
  • Dengan mengurangi pelepasan katecholamine, blokade neuroaksial dapat menurunkan aritmia perioperatif dan kemungkinan mengurangi kemungkinan terjadinya iskhemia.

Indikasi epidural dan spinal blok
  • Operasi perut bagian bawah
  • Operasi daerah inguinal
  • Operasi daerah urogenital
  • Operasi rektal
  • Operasi ekstremitas bawah 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAL3p0D0Abmu3HAKgLLgHpz3ti_yzVFZolSqeHW4ceAHc6rb7oBDF2OkQBxTy-22WLR512a7nHH56qmuBvGtoN08nQGQAcEo8wYco8MmAFamYGRcYurb3Qz_K0xMWaKM73sUGKe5n7NbM/s320/Picture5.jpg

Antikoagulan oral
  • Pasien yang mendapat terapi warfarin jangka waktu lama harus dihentikan dan nilai PT dan INR normal.
  • Bila diberikan dalam waktu 24 jam dan hanya satu kali dapat dilakukan blok.
  • Bila pemberian lebih dari 24 jam dan lebih dari 1 kali PT dan INR dilakukan pemeriksaan.
  • Pencabutan kateter epidural dari pasien yang mendapatkan dosis kecil dari warfarin (5 mg/hari) aman dilakukan.

Obat antiplatelet
  • Bila akan dilakukan regional anestesi obat antiplatelet ini harus dihentikan karena mempengaruhi mekanisme pembekuan darah.
  • Penggunaan dari aspirin dan NSAIDs tidak meningkatkan resiko terhadap spinal hematom dari anestesi neuraxial atau pencabutan cateter epidural.
  • Penghentian obat anti platelet sesuai dengan akhir masa kerjanya.
  • Sebagai contoh : ticlopidine (ticlid) 14 hari, clopidogrel (plavix) 7 hari, abciximab(rheopro) 48 jam, dan eptifibatide (integrilin) 8 jam.
HEPARIN
  • Dosis kecil heparin yang diberikan sub kutan bukan merupakan kontraindikasi dilakukan anesthesia neuroaxioal.
  • Pada pasien yang mendapat heparin intraoperatif, blok anestesi harus dilakukan 1 jam atau lebih sebelum pemberian heparin.
  • Anestesi regional harus dihindari pada pasien yang mendapatkan dosis terapi heparin dengan peningkatan PTT.

Pasien Tidur atau Bangun?
  • Bila anestesi regional dilakukan bersamaan dengan anestesi umum. Anestesi regional dilakukan sebelum atau setelah induksi anestesi?

POSISI PASIEN
  • Sitting
  • Lateral decubitus
  • Prone

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifUyN00aes8xsUd4l89O8Jx7UfzSy9RY27WqnCtMnQEPFTnpjft610KRq26yGAGK7563Igp5y_cS4eDbfclJ5ZQhrGTN3yOIKqRti3NnoGErxaN92KvSnY9ax0DyOr3Wl3CTIZfZdHmsc/s200/Picture6.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtGD5EdXPi_YFeVIH1R7JHrNP8O3i4LcInfhPSVZ-QOgAIoqP-xsoBdTDhzNzYUI1xGwQ5cIxqb6HTTpSS9Fw3I0v1u1HLoMu8f2avJEquH5tSNlq5roJETenqYnW2xzdWG5Yd_rgDvCc/s200/Picture7.jpg

PENDEKATAN ANATOMI
  • Midline
  • Paramedian
  • Menilai tingginya blokade

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmVyVAZOQwjdiA1cF5KN9y5kZhohURFspzPsTRQX6yoI5fyZIKpP0VLSQ5GwoQ7FuJnWtmykbqjerrZQUHaAdspz7kK-RqFEruPfFSKZXmsI8uj7e__ygpLCgxhWgcIu2aqjp7__FRPvU/s200/Picture8.jpg


SPINAL ANESTESI
  • Rongga Subarahnoid memanjang dari foramen magnum hingga S1-S3.
  • Spinal blok disebut juga dengan subarachnoid blok atau intrathecal injection

SPINAL ANESTESI
  • Jarum spinal
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLiAZ-R9Iwc0aG4w-5w2pOtc90pOMhW_zr8SZk6i5U5vvfg0u6B3NHj8AhMLkHmOGiP3Ew1UUZbQfIvA8NmHEIL_X0BJ19MCrrBGBjVI3fvVYlCdMGJEWCAiANy2YXdiGebizuG-pZkPU/s200/Picture9.jpg
  • Spinal cateter.
  • Teknik khusus untuk spinal: untuk merasakan jarum sudah berada di ruang subarachnoid adalah 2 pop, pertama mengenai ligamentum flavum, kedua dura arachnoid. Adanya cairan cerebospinal yang mengalir ini memastikan rongga subarachnoid.
  • Faktor yang mempengaruhi blok

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCGewGVLcldyeuw0Sokh8xFRSk0nVOp9uFeCi2D9dkmyN-mXC1NdhLJFJI5xXkXbJtJ3UE_cfz0ZYYwwgmOndJJNg4BgxqfB-_s1_Wn2rlrOopHwieP0qVSu0n4oSV__fKiYMusIW8HK0/s320/Picture10.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQkfv2ptG5qcw1IbgpEW1SExotmBUf06Xfoxdmyigs-WQSdEAAT9mWAaRiHs4SWytfBmhW2C3NFO1j1Tb-R59Q-BNUocHa_QcPdNL6Kh3hkqmCKq-rdmqRfR6IKUrmykU7tOCSU9sSP2o/s320/Picture11.jpg






 EPIDURAL ANESTESI
  • Dapat digunakan untuk prosedur operasi, obstetrik analgesia, pengelolaan nyeri postoperasi dan pengelolaan nyeri kronis.
  • Jarum epidural.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL2XGnPoRnK6gL35K8MdtJqfeE3Jb3L7O-1zWEKF1fUv2s9HhsAJ4FenFgwAf2AGRQR0vOsdHZM5sR4APEf6wCBfqphR3XeQBq_J3lDivU9EuEFe31gv2UvgZRNuGYUkdREdWHIpsSoPc/s320/Picture12.jpg










  • Kateter epidural
  • Teknik khusus untuk epidural
  • Faktor yang mempengaruhi blokade epidural
  • Kegagalan blokade epidural
  • Obat yang digunakan untuk epidural

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaMylY8aUigJuCOeID0oc3-N25wS3otVCmgbqiJ17hXrIzygebZENxiBqU4fYiYJl2o1ufXcRkY40Ajx6TBU8M1pP7-E9r-35HyPXLlWU-LhEdztmmZRthwJZmGDLm-ZqOqRAd0dDgmjc/s320/Picture13.jpg









CAUDAL ANESTESI
  • Populer untuk pediatrik.
  • Dapat digunakan untuk operasi urogenital, rectal,inguinal dan ekstremitas bagian bawah.
  • Pada anak biasanya digunakan untuk pengelolaan nyeri post operasi.
  • Teknik khusus caudal blok

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp3KNgNef-s2tCxMbDmGyxQfYhyphenhyphenP1o0G6I9OEwHhV8yOyc5bKaKjh4h2UNLsMW-bjsct4pm1L3ai6qubSlfdg8AwNM_gFh8NgrrHcgXbnWiaHMgZMDm0kuV1n3rrfe01q5qgE6TJVUMoo/s320/Picture14.jpg





  • Obat yang digunakan caudal blok.
  • 0,5-1 ml/kg 0,125-0,25 % bupivakain dengan atau tanpa epinephrine.
  • 15-20 ml dari lidokain 1,5-2% dengan atau tanpa epinephrine.
  • Dapat ditambahkan dengan morfin 50-70 µg/kg atau fentanyl 50-100 µg.

Komplikasi Blokade Neuroaxial:
Yang dihubungkan dengan reaksi fisiologis yang buruk
  • Blok tinggi
  • Henti Jantung pada Spinal Anestesi
  • Retensi urin

Komplikasi Blokade Neuroaxial :
Yang dihubungkan dengan penyuntikan dan pemasangan kateter
  • Anestesi tidak adekuat
  • Suntikan intravaskuler
  • Total Spinal Anestesi
  • Suntikan subdura
  • Sakit punggung (Backache)
  • Postdural puncture headache (post Spinal headache)

Komplikasi Blokade Neuroaxial:
Yang dihubungkan dengan penyuntikan dan pemasangan kateter
  • Injury neurologis
  • Hematom spinal atau epidural
  • Meningitis dan arachnoiditis
  • Abses epidural
  • Epidural kateter robek/putus

Komplikasi Blokade Neuroaxial:
Yang dihubungkan dengan Toksisitas Obat
  • Toksisitas sistemik
  • TNS (Transient Neurological Symptom)
  • Neurotoksisitas Lidokain

KESIMPULAN
  • Spinal, epidural dan caudal blok juga disebut sebagai Neuroaxial anestesi. Setiap blok ini dapat dilakukan dengan suntikan tunggal atau dengan kateter sehingga dapat dilakukan pemberian secara intermiten atau kontinu.
  • Melakukan tusukan lumbal (subarachnoid) harus dibawah L1 pada dewasa (L3 pada anak) untuk menghindari kemungkinan trauma oleh jarum pada medulla spinalis.
  • Tempat kerja utama blok neuroaxial adalah pada nerve root (radiks saraf).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar