REGIONAL
ANESTHESIA (SPINAL, EPIDURAL and CAUDAL BLOCK)
MORGAN
PENDAHULUAN
- Spinal, kaudal dan epidural pertama kali digunakan
sebagai prosedur operasi sekitar abad 20.
- Blok sentral ini diperkenalkan secara luas pada tahun
1940.
- Spinal, epidural, dan kaudal blok dikenal juga sebagai
neuroaxial blok.
ANATOMI VERTEBRA
Mekanisme kerja
- Blok Somatik
- Blok Otonom
- Manifestasi Kardiovaskuler
- Manifestasi Pulmonal
- Manifestasi Gastrointestinal
- Manifestasi Tractus Urinarius
- Manifestasi Metabolik dan Endokrin
Blok somatic
- Blokade sensoris menghambat nyeri somatik dan visceral,
sedangkan blokade motoris menyebabkan relaksasi otot skelet.
- Perbedaan blokade berakibat blok simpatis (yang
ditentukan oleh sensitivitas temperatur) 2 segmen lebih tinggi daripada
blok sensoris (nyeri, raba halus) yang 2 segmen lebih tinggi daripada
blokade motoris.
Blok otonom
- Penghentian transmisi otonom pada radiks saraf spinal
dapat menimbulkan blokade saraf simpatis dan parasimpatis.
- Simpatis keluar dari torakolumbal, sedangkan
parasimpatis keluar dari craniosacral.
Manifestasi kardiovaskuler
- Terjadi penurunan tekanan darah → penurunan
kontraktilitas myokardium dan penurunan nadi.
- Blok saraf menimbulkan vasodilatasi dari kapasitas
pembuluh vena, pengisian darah dan penurunan venous return ke jantung.
- Vasodilatasi arteri juga menurunkan sistemik vasculer
resisten.
- Efek cardiovaskuler harus diantisipasi dengan
meminimalis derajat hipotensi.
- Sebelumnya dapat dilakukan loading cairan intravena
10-20 ml/kg pada pasien yang sehat dapat digunakan sebagai kompensasi dari
pooling venous return.
- Pemberian α adrenerik agonis dapat meningkatkan tekanan
vena dan kontriksi arteriola atau keduanya.
- Ephedrine efek langsung β adrenergik untuk meningkatkan
nadi dan kontraksi dan juga vasokontriksi.
Manifestasi pulmonal
- Perubahan klinis yang jelas dari fisiologi pulmomal
umumnya minimal dengan blokade neuroaxial karena diapragma dipersarafi
oleh saraf frenikus dengan serabut yang berasal dari C3-C5.
- Pasien dengan penyakit paru kronis yang berat
menggunakan otot pernafasan tambahan (otot interkostal atau abdominal)
untuk inspirasi dan ekspirasi.
- Blokade saraf yang tinggi dapat mengganggu otot-otot
tersebut. Hal yang sama, batuk dan kemampuan untuk mengeluarkan sekret
memerlukan otot-otot yang diperlukan untuk ekspirasi.à hati-hati
penggunaan blokade tinggi.
Manifestasi gastrointestinal
- Blokade neuroaxial, yang menimbulkan blokade simpatis
menyebabkan tonus vagal lebih dominan dan menyebabkan usus contracted
dengan aktif peristaltik.
- Hepatic blood flow akan menurun dengan menurunnya MAP
dari setiap teknik anestesi. Untuk operasi intraabdominal, penurunan
perfusi hepatik lebih diakibatkan karena manipulasi bedah daripada akibat
teknik anestesi.
Manifestasi saluran kemih
- Renal Blood Flow diatur melalui mekanisme autoregulasi,
dan hanya ada efek kecil dari blokade neuroaksial pada fungsi ginjal.
- Anestesi neuroaksial pada level lumbal dan sakral
memblokade kontrol saraf simpatis dan parasimpatis untuk fungsi vesica
urnaria.
- Hilangnya kontrol vessica urinaria otonom menyebabkan
retensi urine sampai efek blokade hilang .
Manifestasi metabolik dan endocrine
- Trauma bedah menimbulkan respon neuroendokrin
Manifestasi kliniknya antara lain terjadi hipertensi intraoperatif dan
postoperatif, takikardi, hiperglikemia, Katabolisme protein, penekanan
respon imun, dan perubahan fungsi ginjal.
- Blokade neuroaksial dapat sebagian menekan (pada
operasi besar) atau memblok secara total (pada operasi ekstrimitas bawah)
respons stres ini.
- Dengan mengurangi pelepasan katecholamine, blokade
neuroaksial dapat menurunkan aritmia perioperatif dan kemungkinan
mengurangi kemungkinan terjadinya iskhemia.
Indikasi epidural dan spinal blok
- Operasi perut bagian bawah
- Operasi daerah inguinal
- Operasi daerah urogenital
- Operasi rektal
- Operasi ekstremitas bawah
Antikoagulan oral
- Pasien yang mendapat terapi warfarin jangka waktu lama
harus dihentikan dan nilai PT dan INR normal.
- Bila diberikan dalam waktu 24 jam dan hanya satu kali
dapat dilakukan blok.
- Bila pemberian lebih dari 24 jam dan lebih dari 1 kali
PT dan INR dilakukan pemeriksaan.
- Pencabutan kateter epidural dari pasien yang
mendapatkan dosis kecil dari warfarin (5 mg/hari) aman dilakukan.
Obat antiplatelet
- Bila akan dilakukan regional anestesi obat antiplatelet
ini harus dihentikan karena mempengaruhi mekanisme pembekuan darah.
- Penggunaan dari aspirin dan NSAIDs tidak meningkatkan
resiko terhadap spinal hematom dari anestesi neuraxial atau pencabutan
cateter epidural.
- Penghentian obat anti platelet sesuai dengan akhir masa
kerjanya.
- Sebagai contoh : ticlopidine (ticlid) 14 hari,
clopidogrel (plavix) 7 hari, abciximab(rheopro) 48 jam, dan eptifibatide
(integrilin) 8 jam.
HEPARIN
- Dosis kecil heparin yang diberikan sub kutan bukan
merupakan kontraindikasi dilakukan anesthesia neuroaxioal.
- Pada pasien yang mendapat heparin intraoperatif, blok
anestesi harus dilakukan 1 jam atau lebih sebelum pemberian heparin.
- Anestesi regional harus dihindari pada pasien yang
mendapatkan dosis terapi heparin dengan peningkatan PTT.
Pasien Tidur atau Bangun?
- Bila anestesi regional dilakukan bersamaan dengan
anestesi umum. Anestesi regional dilakukan sebelum atau setelah induksi
anestesi?
POSISI PASIEN
- Sitting
- Lateral decubitus
- Prone
PENDEKATAN ANATOMI
- Midline
- Paramedian
- Menilai tingginya blokade
SPINAL ANESTESI
- Rongga Subarahnoid memanjang dari foramen magnum hingga
S1-S3.
- Spinal blok disebut juga dengan subarachnoid blok atau
intrathecal injection
SPINAL ANESTESI
- Jarum spinal
- Spinal cateter.
- Teknik khusus untuk spinal: untuk merasakan jarum sudah
berada di ruang subarachnoid adalah 2 pop, pertama mengenai ligamentum
flavum, kedua dura arachnoid. Adanya cairan cerebospinal yang mengalir ini
memastikan rongga subarachnoid.
- Faktor yang mempengaruhi blok
EPIDURAL ANESTESI
- Dapat digunakan untuk prosedur operasi, obstetrik
analgesia, pengelolaan nyeri postoperasi dan pengelolaan nyeri kronis.
- Jarum epidural.
- Kateter epidural
- Teknik khusus untuk epidural
- Faktor yang mempengaruhi blokade epidural
- Kegagalan blokade epidural
- Obat yang digunakan untuk epidural
CAUDAL ANESTESI
- Populer untuk pediatrik.
- Dapat digunakan untuk operasi urogenital,
rectal,inguinal dan ekstremitas bagian bawah.
- Pada anak biasanya digunakan untuk pengelolaan nyeri
post operasi.
- Teknik khusus caudal blok
- Obat yang digunakan caudal blok.
- 0,5-1 ml/kg 0,125-0,25 % bupivakain dengan atau tanpa
epinephrine.
- 15-20 ml dari lidokain 1,5-2% dengan atau tanpa epinephrine.
- Dapat ditambahkan dengan morfin 50-70 µg/kg atau
fentanyl 50-100 µg.
Komplikasi Blokade Neuroaxial:
Yang dihubungkan dengan reaksi fisiologis yang buruk
- Blok tinggi
- Henti Jantung pada Spinal Anestesi
- Retensi urin
Komplikasi Blokade Neuroaxial :
Yang dihubungkan dengan penyuntikan dan pemasangan kateter
- Anestesi tidak adekuat
- Suntikan intravaskuler
- Total Spinal Anestesi
- Suntikan subdura
- Sakit punggung (Backache)
- Postdural puncture headache (post Spinal headache)
Komplikasi Blokade Neuroaxial:
Yang dihubungkan dengan penyuntikan dan pemasangan kateter
- Injury neurologis
- Hematom spinal atau epidural
- Meningitis dan arachnoiditis
- Abses epidural
- Epidural kateter robek/putus
Komplikasi Blokade Neuroaxial:
Yang dihubungkan dengan Toksisitas Obat
- Toksisitas sistemik
- TNS (Transient Neurological Symptom)
- Neurotoksisitas Lidokain
KESIMPULAN
- Spinal, epidural dan caudal blok juga disebut sebagai
Neuroaxial anestesi. Setiap blok ini dapat dilakukan dengan suntikan
tunggal atau dengan kateter sehingga dapat dilakukan pemberian secara
intermiten atau kontinu.
- Melakukan tusukan lumbal (subarachnoid) harus dibawah
L1 pada dewasa (L3 pada anak) untuk menghindari kemungkinan trauma oleh
jarum pada medulla spinalis.
- Tempat kerja utama blok neuroaxial adalah pada nerve
root (radiks saraf).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar