Laryngeal Mask Airway (LMA)
I. Pendahuluan
Penemuan dan pengembangan “laryngeal mask airway” (LMA)
oleh seorang ahli anastesi berkebangsaan inggris dr. Archie Brain telah
memberikan dampak yang luas dan bermakna dalam praktek anastesi, penanganan
airway yang sulit, dan resusitasi kardiopulmonar. LMA telah mengisi kekosongan
antara penggunaan “face mask” dengan intubasi endotracheal. LMA memberikan ahli
anastesi alat baru penanganan airway yaitu jalan nafas supraglotik, sehingga saat ini dapat digolongkan menjadi tiga
golongan yaitu : (1) jalan nafas pharyngeal,
(2) jalan nafas supraglotik, dan (3)
jalan nafas intratracheal. Ahli anastesi mempunyai variasi yang lebih
besar untuk penanganan jalan nafas sehingga lebih dapat disesuaikan dengan
kondisi tiap-tiap pasien, jenis anastesi, dan prosedur pembedahan.1,2
LMA dibuat dari karet lunak silicone khusus untuk
kepentingan medis, terdiri dari masker yang berbentuk sendok yang elips yang
juga berfungsi sebagai balon yang dapat dikembangkan, dibuat bengkok dengan
sudut sekitar 30°. LMA dapat dipakai berulang kali dan dapat disterilkan dengan
autoclave, namun demikian juga tersedia LMA yang disposible. 1
Pasien pediatric lebih mungkin untuk terjadi komplikasi
jalan nafas intraoperatif ataupun postoperative. Yang menjadi pertanyaan adalah dapatkah LMA
digunakan lebih sering pada pasien pediatrik dari pada pasien dewasa? Apakah
keuntungan dan kerugian yang mungkin terjadi pada pasien pediatrik sama dengan
pasien dewasa?
II. Anatomi dan Fisiologi Jalan Nafas Pediatrik
Neonatus memiliki laju metabolisme yang tinggi dan
konsumsi oksigen pada neonatus per unit berat badan dua kali lipat lebih besar
dibandingkan orang dewasa: 7 ml/kg/menit pada neonatus sedangkan pada orang
dewasa 3 ml/KgBB/menit. Otot-otot
pernafasan lemah dan cenderung lumpuh.
Tidal volume terbatas sehingga peningkatan kebutuhan oksigen harus
dikompensasi dengan peningkatan laju pernafasan. Rasio ventilasi alveolar permenit dengan
kapasitas residual fungsional (FRC) tinggi sehingga mengurangi cadangan oksigen
dalam paru-paru ketika ventilasi terganggu. 3
Ukuran lidah yang relatif lebih besar dan jaringan lunak
pada leher dan pharynx lebih besar meningkatkan resiko untuk terjadi sumbatan
jalan nafas setelah pemberian obat-obat sedatif (intravena ataupun
inhalasi). Refleks jalan nafas bayi dan
anak sangat reaktif terhadap rangsang benda asing dan infeksi. 3
Proses kematangan/maturasi jalan nafas bayi terjadi secara
bertahap dan saat bahwa telah menjadi matang seperti jalan nafas orang dewasa
sulit diidentifikasi. Penanganan parioperatif jalan nafas pediatrik harus
dilakukan dan dimonitor secara cermat dan hati-hati. Komplikasi intubasi endotrakheal yang dapat
terjadi pada orang dewasa maka pada pasien pediatrik seperti cidera mukosa,
suara serak, udema, dan batuk. Sehingga
penggunaan LMA mungkin dapat mengurangi insiden komplikasi postoperatif
tersebut. 3,4
Dibandingkan dengan anak besar dan orang dewasa, neonatus
dan bayi mempunyai ventilasi yang kurang efisien oleh karena otot-otot
diaphragma dan intercostal yang lemah, yang dikarenakan hanya sedikit serat
otot tipe 1, horisontal, tulang rusuk yang lentur, dan perut yang menonjol. Laju pernafasan tinggi pada neonatus dan
secara bertahap berkurang seiring bertambahnya usia. Tidal volume dan dead space perkilogram berat
badan relatif konstan selama perkembangan.
Ukuran jalan nafas yang relatif kecil dapat meningkatkan tahanan jalan
nafas. Kematangan alveolar tidak
sempurna sampai kira-kira usia 8 tahun. 3,4
Kerja pernafasan meningkat sehingga mudah terjadi
kelelahan pada otot-otot pernafasan.
Alveoli yang masih berjumlah relatif sedikit menyebabkan compliance paru
menurun, sebaliknya oleh karena tulang rusuknya masih banyak mengandung tulang
rawan maka compliance dari rongga dada relatif tinggi. Kombinasi dari keduanya menyebabkan dinding
dada cenderung kolaps selama inspirasi dan volume residual paru relatif rendah
saat ekspirasi. Menyebabkan menurunnya
kapasitas residual fungsional (FRC), hal ini penting karena cadangan oksigen
selama fase apneu (intubasi) sangat tebatas dan cenderung menyebabkan
terjadinya atelektasis dan hipoksemia pada neonatus dan bayi. Dan hal ini diperberat dengan kebutuhan konsumsi
oksigen yang relatif lebih tinggi.
Ditambah lagi kendali pernafasan oleh hipoksia dan hiperkapnea belum
berkembang baik pada neonatus dan bayi.
Nyatanya tidak seperti orang dewasa, hipoksia dan hiperkapnea pada
neonatus dan bayi malah menekan pernafasan. 3
Pada neonatus dan bayi memiliki ukuran kepala dan lidah
yang lebih besar, jalan kehidung yang lebih sempit, dan larynx yang lebih ke
anterior dan cephalad (setinggi vertebra C4 dibanding vertebra C6 pada dewasa),
epiglotis yang panjang, dan leher serta trachea yang pendek. Karakteristik anantomis tersebut menyebabkan
neonatus dan bayi harus bernafas melalui hidung mereka sampai kira-kira umur 5
bulan. Kartilago cricoid merupakan titik
tersempit pada jalan nafas anak dibawah 5 tahun, sedangkan pada orang dewasa
titik tersempit adalah glottis. Udema
sebesar 1 mm dapat membahayakan bagi bayi dikarenakan diameter tracheanya yang
masih sempit. 3
III. Jenis-jenis LMA
Sampai saat ini berbagai
jenis telah diproduksi dengan keunggulan dan tujuan tertentu dari masin-masing
jenis LMA. Jenis-jenis LMA yang telah tersedia sebagai berikut:
- LMA klasik
- LMA flexible
- LMA proseal
- LMA fast track
LMA
Klasik
Tidak seperti jalan nafas
supraglotik, tersedia dalam berbagai ukuran, yang cocok untuk semua penderita
mulai dari bayi sampai dengan dewasa.
Memilih ukuran untuk pasien pediatrik tidak dapat selalu tepat sehingga
harus disediakan cadangan dalam berbagai ukuran. Kesalahan posisi LMA pada pasien pediatrik
sering dikarenakan oleh kesalahan dalam menetukan ukuran LMA yang dipakai. Keberhasilan LMA yang klasik mendorong
munculnya berbagai jenis LMA lainnya dengan beberapa tujuan tertentu seperti
untuk intubasi buta disertai dengan akses ke lambung (Proseal LMA). Jenis LMA proseal memberikan dua keuntungan:
(1) adanya akses ke lambung memungkinkan untuk memasukkan selang lambung dan
kemudian dekompresi lambung; (2) desain ulang terhadap balon LMA memungkinkan
untuk mengembangkan balon LMA lebih besar dan posisi balon LMA yang lebih tepat
terhadap jalan nafas. 1,2,7,8
Gambar 1. LMA Klasik
Gambar 2. LMA Flexible
LMA Proseal
Pertanyaan
apakah penderita pediatrik lebih cenderung terjadi aspirasi isi lambung
daripada pasien dewasa telah menjadi bahan perdebatan dalam beberapa tahun
terakhir. Penelitian yang terbaru dan
paling komprehensif telah membuktikan bahwa pasien pediatrik hanya sedikit
lebih banyak terjadi penumonitis aspratif perioperatif. Ventilasi tekanan positif yang berlebihan
pada ventilasi face mask dapat menyebabkan dilatasi lambung, dan dengan
meningkatnya tekanan dalam lambung, dapat meningkatkan resiko regurgitasi isi
lambung. Kebanyakan anak-anak memiliki
compliance paru yang lebih besar daripada orang dewasa dan apabila level
ventilasi tekanan positif yang nyaman bagi orang dewasa diberikan pada pasien
anak-anak akan menyebabkan penutupan spingter esofagus atas dan bawah dan akan
menyebabkan distensi lambung. Distensi
lambung yang berlebihan dapat mengurangi pergerakan diapraghma sehingga
mengganggu ventilasi efektif. LMA
proseal dengan akses lambung dapat medekomprasi lambung seketika LMA
dipasang. LMA proseal lebih sesuai secara
anatomis untuk jalan nafas dan lebih cocok untuk ventilasi tekanan positif.
1,2,3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar